Senin, 09 Maret 2015

KAPEMASI BANDUNG

Pelajar dan Mahasiswa adalah aset bangsa yang sangat berharga, tapi mereka juga merupakan generasi yang sangat rentan dan mudah tergoyahkan dalam melangkah, jika tidak dibentengi dengan mentalitas keimanan dan ketaqwaan serta kemampuan berfikir objektif dalam menentukan langkah dalam berkiprah.
Peranan pelajar dan mahasiswa hari ini sudah semestinya diorientasikan pada nilai-nilai idealitas dan intelektualitas demi menopang sebuah generasi bangsa yang mampu mengkontribusikan ide dan gagasannya dalam menciptakan sebuah perubahan kearah pencerahan. Para pemuda yang memiliki wawasan serta pola pikir konstruktif dan progresif sangat dibutuhkan oleh bangsa itu, sebagai penerus para pejuang Bangsa kita yang amat merindukan kondisi negeri yang tidak hanya mampu mensejahterakan rakyatnya tapi juga mampu bersaing dengan Bangsa lain disegala aspek kehidupan baik itu sosial, politik, ekonomi dan pendidikan.
Teriring berjalannya waktu  tak terasa KAPEMASI Bandung telah tambah umur. Di usia ini menandakan bahwa organisasi daerah ini merupakan salah satu organisasi yang sudah matang dalam hal apapun. Ibarat seorang hamba yang telah berusia diatas empat puluh tahun pastinya dia akan berpikir matang dalam mengambil keputusan dan  menjadi suri tauladan bagi yang berada di sekitarnya.
            Disetiap organisasi pasti  ada kepengurusan di dalamnya, yang terdiri dari seorang pemimpin dan bawahannya untuk menggapai tujuan bersama. Tiap masa juang silih berganti  diakhiri dengan laporan pertanggungjawaban dalam sebuah Musyawarah Besar (MUBES). Karena, setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Sebagaimana sabda Rosulullah “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban” (Al-hadits).

NAMA DAN JEJAK LANGKAH PERJUANGAN KAPEMASI BANDUNG

A. NAMA KAPEMASI BANDUNG
Sejak dilahirkan pada hari minggu, 14 April 1968 di haur pancuh Bandung, organisasi kedaerahan dan mahasiswa Bekasi di Bandung di namakan KAPEMASI BANDUNG. Mengapa di namakan KAPEMASI BANDUNG? Yang jelas, hingga kini pun nama tersebut belum mengalami perubahan semantik / tata bahasa. Sebenarnya bila di telusuri berdirinya, tidak pasti siapa yang telah menemukan nama KAPEMASI BANDUNG ini, tetapi dari referensi yang ada dan beberapa cerita ( oral transformationalumni, founding father-lah yang telah berjasa besar memberikan nama yang begitu sakral, dinamis dan futuristic. Mereka antara lain adalah Bang H. Utin Supena, Bang H. Sugih Hermawan, Bang H. Syariffudin Bang H. Dedi Sumardi, Bang H. Abdul Gani, Bang Atang Sugita, Bang Nurhasan, Dan Bang H. Dana Satria. Nampaknya mereka yang layak di sebut " The Founding Father". Kata KAPEMSI bila di eja terdiri dari dari empat kata yang merupakan singkatan dan masing-masing memiliki makna permanen sebagai berikut:

"KA" bermakna KELUARGA
"PE"   bermakna PELAJAR
"MA" bermakna MAHASISWA
"SI"   bermakna BEKASI

Jika bicara bertautn maka KAPEMASI berarti keluarga pelajar dan mahasiswa Bekasi. Di sini perlu juga di jelaskan kata " dan "yang berfungsi sebagai kata sambung serta mempertegas dua komponen penting organisasi ( pelajar dan mahasiswa ) sementara kata "Bandung" yang lajim disebut setelah kata KAPEMASI berfungsi sebagai keterangan tempat dan penyebutanya dimaksudkan untuk memberi cin tertentu kata KAPEMSI itu sendiri. Dalam hal ini Bang Abdul Khoir, SH., seorang alumni angkatan 1990-1992 pernah menyatakan bahwa penyebutan kata Bandung setelah kata KAPEMASI, dimaksudkan untuk mencirikan bahwa nama KAPEMASI hanya di miliki oleh para pelajar dan mahasiswa Bekasi di Bandung, dengan kata lain Bandung merupakan cirri khusus bagi KAPEMASI
B. KILAS BALIK 42 TAHUN PERJUANGAN KAPEMASI BANDUNG 

1. Masa Kelahiran (1968-1976)
Pada masa ini merupakan tonggak pertama dari keberadan KAPEMASI Bandung lazimnya sebuah orgnisasi yang baru lahir KAPEMSI sebagai sebuah wadah pelajar dan mahasiswa anak Bekasi tentu memiliki kecederungan serta perkembangan dan kemajun-kemajuan yang dicita-citakan.
Yang paling menonjol dari masa ini adalah kuatnya ikatan emosional kekeluargaan antar sesama pelajar dan mahasiswanya. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa mereka Bandung adalah orang-orang yang berasal dari daerah, budaya, bahasa, karakteristik da tujuan yang sama. Perasan senasib dan sepenanggungan inilh yang sesungguhnnya mampu menyatukan mereka dalam ikatan kekeluargaan KAPEMASI. Oleh Bang Utin Supena, yang waktu itu menjabat sebagai ketua umum pertama banyak dikenal orang baik di Bekasi maupun di Bandung. Seorang alumni pernah menceritakan bahwa dari ujung barat yang berbatasan dengan Jakarta samapi ujung tmur yang berbatasan dengan Karawang, mulai dari lurah, camat, sampai pejabat Kabupaten bahewa Bang utin sebagai ketua KAPEMASI di samping dikenal juga sebagai mahasiswa abadi, namun sayangnya tak banyak yang tahu dokumen sejarah berharga yang ditinggalkan pada masa ini.
Menurut sumber terpercaya, dokumen-dokumen tersebut tercecer dan akhirnya raib. Waktu itu KAPEMASI bersekretariat di Haur Pacuh Bandung. Rentang waktu kepengurusan ini dari tahun 1968 sampai tahun 1976 dan belum dikenal mekanisme pergantian pengurus, seperti sekarang. Beberapa aktivis masa kelahiran ini yang masih dapat dilacak hingga sekarang diantaranya Bang H. Daman Huri Husien, Bang H Marjaya Ibrahim, Bang H. alam safari dan lain-lain.

2. Masa Kedua (1976-1980)
Masa kedua ini ditandai dengan terpilihnya Bang Imam Faturahman sebagai ketua umum. Beliau adalah mahasiswa UNPAD dan otomatis secretariat KAPEMASI Bandung pun terletak dijalan diPatiLTkur, mengapa demikian pertama, pada masa ini KAPEMASI Bandung belum memiliki secretariat tetap, apalagi secretariat atau pusat kegiatan (central of activity) yang dibiayai oleh pemerintah daerah. Kedua, tempat kst seorang ketua umum biasanya merupakantempat berkumpul pengurus dan anggota, baik sebatas pertemuan dengan teman-teman sekampung halaman, jengkol party, nitip bea hidup bulan depan, orang tua, bahkan perbincangan serius mengenai program¬program dan kebijakan-kebijakan strategi menyangkut masa depan organisasi. Ketiga, pada masa ini dikenal "dimana ketua umum tinggal di situlah sekretariat KAPEMASI Bandung ".
Perkembangan yang menggembirakan pada masa ini adalah banyaknya kader KAPEMASI terutama pengurus yang menjadi aktivis di berbagai kampus di Bandung, misalnya kepeloporan salah satu kader KAPEMASI membentuk Kopma di kampus UNPAD. Kemudian keberanian Bang Adi Miftah di Uninus yang setiap berdemontrasi berhadapan dengan pentungan dan sangkur. Aktifitas kampus yang banyak dilakukan para kader KAPEMASI ini sedikit banyak berpengaruh pada bertambahnya jumlah anggota perubahan visi dan misi, program-program yang dilakukan, akreditas organisasi dan gaya kepemimpinan.
Pada masa ini pun belum dikenal mekanisme pergantian kepengurusan organisasi seperti MUBES yang lazimnya dilakukan dua tahun sekali. Juga pada masa ini tak banyak diketahui, apa, dimana, dan bagaimana dokumen-dokumen sejarah berharga organsasi. Beberapa aktivis masa kedua diantaranya : Bang H. Afifudin, Bang Darip M.,, dan lain-lain.
dengan kata lain kata membagi tugas pengaturan dan kinerja tetapi kare pertarungan konflik " rasisme " Bekasi kota dan Bekasi pelosok.Untungnya hal ini tidak berlangsung terus menerus, oleh beberapa kade: KAPEMASI, kevakuman dan konflik yang terjadi diakhiri dengan gelarny~ mekanisme kepengurusan organisasi yang berbentuk musyawarah besar dan untuk pertama kalinya diadakan MUBES pada tahun 1986.Beberapa aktivis masa"peralihan" ini seperti : Bang Mahmud, Bang Nasihudin Pono, Bang H. Saefuddaulah Maher, dan lain-lain.

4. Masa MUBES (1986-1988)
MUBES 1 KAPEMASI Bandung merupakan " gaya baru " dari bentuk '; mekanisme pergantian pengurus. Pada MUBES ini terpilih Bang Jajat Sudrajat dari IAIN bertempat di Wisma Manglayang Bandung. Pada masa ini perkembangan dan kemajuan-kemajuan terlihat antara lain: pertama, masa kepengurusan diatur dua tahun sekali, kedua, komunikasi antara anggota dan pengurus berlangsung lancar dengan terbukti terbentuknya rayon dan komisariat, ketiga, kedekatan dengan birokasi berjalan dengan harmonis. Indikasi nampak dari partisipasi Pemerintah Daerah dan beberapa lembaga di Bekasi yang membantu pendanaan dalam berbap, kegiatan.

Namun yang amat disayangkan pada masa ini, pengurus dengan segala potensi yang dimiliki dengan kemudahan-kemudahan birokasi dengan pemda belum mampu mengupayakan sekretariat tetap, pada hal uu sangat dibutuhkan. Karena bagi sebuah organisasi sekretariat tetap dengan segala kelengkapannya merupakan pondasi dasar bagi perkembangan dan kemajuan organisasi yang dicita-citakan. Barang ka6' sekretariat pun wujud hubungan relasional tertinggi yang dibangun oleh KAPEMASI Bandung dan Pemda Bekasi sampai masa ini pun ada gium dimana ketua umum tinggal disitulah sekretariat KAPEMASI " Menurut peuturan Bang Amal Basyari, salah seorang pengurus tergantung dimana ketua umumya". Pada masa ini pula dikenal istilah " anak pejabat " ditandai dengan aktif dan banyaknya peran Mbak Reni Mahendrawati yang putri Pak Abdul Marian, mantan ketua DPRD Kabupaten Bekasi,Beberapa aktivis lain masa ini seperti : Bang Anton Sugiarto, Mpok Nani Nurhani dan lain sebagainya.

5. MUBES II (1988-1990)
MUBES II yang di gelar di Bandung merupakan bukti estafet kepemimpinan dan kaderisasi organisasi. Di sini terpilih Bang Husni Tamrin dari IKOPIN. Di bawah kepemimpinannya KAPEMASI Bandung mengalami perubahan orientasi. Perubahan yang dimaksud adalah KAPEMASI Bandung mulai merambah ke jalur sosisal kemasyarakatan tentu tanpa mengabaikan persoalan kaderisasi dan pembenahan kendala-kendala intern organisasi. Kegiatan, yang semacamnya banyak mendapat respon positif dari pemerintah Daerah. Nampaknya hal ini merupakan konsekuensi dari tiga tugas mahasiswa yang mengembangkan amanat Tri Darma Perguruan Tinggi.
Pluraritas kader pun terbilang banyak, hal ini mungkin oleh beberapa alasan : pertama, meski tanpa sekretariat kepengurusan berjalan sesuai dengan yang dimainkan pengurus dan kesadaran ketua umum turun langsung ke kost-kost mahasiswa yang berada di pelosok Bandung, kedua, semangat mematahkan mitos bahwa kader KAPEMASI terutama para pengurus mayoritas dari IAIN.Beberapa aktivis ini adalah : Bang Ahmad Fathoni, Bang Tarmidi, Mpok Eli ' M. Ilys, dan lain sebagainya.

6. MUBES III (1990-1992)   
KAPEMASI Bandung masa ini di pimpin oleh Bang AbduLKhoir hubungan akomodatif yang dibangun dengan pemda Bekasi dan KNPI sebagai wadah berhimpun pemuda. Hasilnya KAPEMASI dalam berbagai kegiatan banyak dibantu, kedua, hubungan sesama kader cukup terjalin dengan baik, indikasinya ada wahana bergabung dengan teman-teman se - Bandung Raya yang mereka namakan "Riung Mungpulung.
Pada masa kepengurusan Bang Khoir ini, kegiatan yang terbilang besar sepanjang sejarah KAPEMASI Bandung yaitu sunatan massal bagi anak yatim. Banyak pula dilakukan pembenahan mendasar terutama yang menyangkut aturan main dan rule of law organisasi, sehingga pengurus setelahnya banyak merujuk aturan-aturan organisasi. Ini dimungkinkan karena pada masa sebelumnya, aturan tadi belum banyak mendapat perhatian serius dan seksama.Beberapa aktivis masa ini diantaranya : Bang Sholihat, Bang H. Suganda, Bang H. Mardi, Bang M. Solihin, Bang Nana, Bang Chevy Burhanudin, Bang Jayadi Ismanto, dan lain sebagainya.

7. MUBES IV (1992-1994)
Pada masa ini terpilih Bang Abdul Basith dari IAIN sebagai Ketua Umum. Untuk pertama kalinya diadakan Bakti Sosial selama 10 hari, kegiatan ini mengambil tempat di Cabang Bungin 08-18 Agustus 1993. Pada masa itu pula gaya kepemimpinan yang low profile, misalnya rela ditengah-tengah kesibukannya bermalam dirumah seorang kader yang baru saja ditemukannya dijalan. Persoalan kesektariatan mendapat prioritas yang sama, sebagai upaya serius dan maksimal terus dilakukan, namun respond an interest pemda Bekasi terkesan " biasa-biasa " saja.Beberapa aktivis masa ini diantaranya : Bang Mulyono Hilman, Bang Ruhiyat, Bang Nahadi, Bang Imam Rusydi A. Rosyid, Bang Saeful Bahri, BangSaepul Zuhri, Mpok Amas Masyihoh, Mpok Mardiyah, Mpok Ida Farida, Bang Asep Dainuri, Bang Encep Jumroni, Mpok Hasti, Bang Hasti, Bang Uchi Sanusi, dan lain sebagainya.

8. MUBES V (1994-1996)
Upaya yang menonjol adalah membuat buku pedoman organisasi yang dirasakan penting dan mendesak. Motivasi pembuatan PDOK, Pertama, semenjak kepengurusan pertama hingga periode Bang Ahmad Taufik ini belum ada sebentuk buku pedoman. Masa ini, perangkat hukum yang tersedia baru terbatas AD/ ARTNya saja. Kedua, kebutuhan kader akan pemahaman terhadap KAPEMASI secara detail, integral dan komprehensif. Ketiga, PDOK yang membuat AD/ART, GBMO, GBPK, daftar alumni, inventarisasi kegiatan dan dokumen berharga lainnya dirasa perlu dihimpun dalam bundle tertentu, sebagai benda-benda berharga dan khasanah pada alumni-alumni tertentu saja. Keseriusan mewujudkan sekretariat tetap juga dilakukan pada periode ini. Beliau pernah dengan seorang kader yang masih hijau ngotot sambil gebrag meja dikantor Sospol Pemda. Waktu itu kakansospol tahun yang sama pula bangsa Indonesia mengalami peralihan besar dari orde baru k orde reformasi, serta perubahan pembagian wilayah Bekasi menjadi Kabupaten dan Kotamadya. Tiga momentum ini bagaimanapun menjadi titik evaluasi dan proyek perjalanan perjuangan organisasi selama ini. Beberapa
perubahan spektakuler yang mampu dicapai untuk peningkatan kualitas organisasi pada mereka, masa ini diantaranya dimulai dipakainya jargon-jargon khas KAPEMASI Bandung seperti masa juang, pusat juang, dan program juang. Selain itu upaya menemukan sekretariat tetap juga mengalami peningkatan status. Selama dua tahun periode ini KAPEMASI Bandung menempati sebuah rumah hak sewa pakai organisasi di Jalan Raya Cileunyi 338 Bandung, sehigga selama ini pula intensifikasi kegiatan organisasi secara otomatis terdongkrak pula.Beberapa aktivis rutin dan baru terorganisir sedemikian rupa untuk menaikan harga dan citra KAPEMASI di masyarakat. Perubahan intern lain adalah terus melakukan upaya penyempurnaan aturan-aturan organisasi dengan mempersiapkan Badan pekerja MUBES VII dengan melibatkan unsur anggota pengurus, senior dan alumni. Pada aktivitas ektern dengan reformasi rupanya disambut positif oleh pengurus. Dimasa ini secara terbuka KAPEMASI Bandung berani mengambil sikap deminstratif dalam bentuk hubungan resiprokal kritis antara KAPEMASI Bandung, Pemda Bekasi, dan unsur eksterm lain.
Misalnya saja beberapa saksi unjuk rasa, sebagai perwujudan moral force menyangkut sejumlah penyimpagan perilaku ( deviant behavior ) para pejabat Pemda Bekasi, dan upaya lainnya.

9. MUBES VII (1998-2000)
Mubes VII telah menjadi peralihan kepemimpina dari Bang Husni Farharu Mubarok kepada Bang Batng. Tingkat kepemimpinan yang baru saja dilimpahkan merupakan suatu amanat yang besar untuk pengurus baru, karena 32 tahun; KAPEMASI Bandung eksis ternyata masih belum banyak diperhitungkan, itulah; kutipan yang harus disampaikan dengan mengarahkan segenap kemampuan, pikiran : dan tenaga agar KAPEMASI Bandung kedepan lebih baik dari sebelumnya.
a. Setiap masa kepengurusan KAPEMASI Bandung memiliki dinamikanya masing¬masing. Ini dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pada masa kepengurusan tertentu, gaya kepemimpinan, daya dukung yang ada serta visi dan misi yang di emban pada Saat itu.
b. Kendala klasik yang dirasa paling menyita konsentrasi pengurus adalah masalah pusat juang permanen dan kondisi geografis perguruan tinggi yang ada dibandung dan sekitarnya.
c. Sebagai organisasi yang bersifat kekeluargaan menjadi kompleks, ia sebagai pemegang peran, pemegang kebijakan tertinggi namun di sisi lain ia mesti berperan sebagai Bapak dari satu keluarga, abang dari adik-adknya yang "bermasalah" dan harus selalu siap membenahi masalah-masalah yang muncul baik internal maupun eksternal. Kondisi dan image semacam ini karena bertolak belakang dengan karakteristik organisasi modern yang menghendaki sebuah mekanisme dan kinerja yang menyeluruh.

10. MUBES VIII (2000-2003)
Masa ini KAPEMASI Bandung dituntut untuk tinggal landas menuju kemapanan guna menyiapkan organisasi yang tangguh dimasa yang akan datang. Ini dapat dilihat dari proyeksi yang di amanatkan oleh MUBES VII di Lemah Abang, Syukur Alhamdulilah apa yang telah di amanatkan tersebut telah terpenuhi. Pemenuhan tersebut dapat terlihat seperti realisasi dari adanya sarana dan prasarana yaitu: pusat juang sebagai centaral of activity, sekertariat LJPK, tiga buah komputer dan sarana dan prasarana lainnya.Pada masa pengurus AQ. Abdul Rahman HMS ini juga mencatat berdirinya beberapa lembaga diantaranya; lembaga Pers, Bahasa, dan LA-PM KAPEMASI Bandung.
Dalam masa juang ini kader-kader pilihannya yang masih dapat dilacak personelnya tidak lain adalah Ijul Jayuli Firmansyah. Mahdi Sukarta, Reza Luthfi, Ade BH, Jidud Hasbullah Andilusie, Ramli I, Frifi Maghfirah, Rosmawati, Sofyan Hadi, Inen Nawawi, Salam, Aang Kunaefi, Samin Sihabuddin, Ari Maskur, Rani, Eva, dan banyak lagi yang lainnya.
Catatan sejarah KAPEMASI Bandung mengalami Dinamika Internal yang cukup krusial pada tahun-tahun sejauh MUBES XI ( 2005-2008 ). Penulisan kilas balik ini langsung ke periode Mubes ke XII, dikarenakan pada dua MUBES sebelumnya tidak/sulit ditemukan referensi yang memadai untuk dicatat akibat lewatnya dinamika Internal pengurus KAPEMASI Bandung khususnya pada MUBES XI pada masa kepemimpinan bang Hasan Basri (Hasba) lalu turun ke bang Wahyu dan tidak mengadakan MUBES sehingga dari pihak komisariat berinisiatif untuk mengadakan MUBES LUB. Terpilihlah bang Ridwanullah sebagai Ketua Umum KAPEMASI Bandung yang Klimaksnya, MUBES ke XII KAPEMASI Bandung dapat dilaksanakan Kader KAPEMASI Bandung yang masih peduli, untuk mengkonsolidasikan kembali khitbali perjuangan KAPEMASI yang terganggu dinamika di atas. Pada MUBES in KAPEMASI Bandung yang dipimpin oleh Bang Ridwanullah bersama para kader yang menonjol seperti: Bang Jack, Bang Ipul, Bang Adam, Bang Kholis, Bang Andri, Mpok Yanti, Mpo Tuti, Mpo Maya, dan Mpok Ina bersama teman-teman yang lain (kader¬kader baru yang masih hijau) yang ingin memajukan dan membangkitkan KAPEMASI yang sebelumnya dianggap telah menyimpang jauh dari fitrahnya sebagai organisasi pelajar dan mahasiswa.
Oleh karena itu pada MUBES XII kali ini tema yang diangkat pun begitu sederhana yaitu "wujudkan kembali KAPEMASI Bandung yang disegani". Maksud dan tujuan dari tema tersebut adalah nama KAPEMASI Bandung bisa kembali diperhitungkan baik di kampus maupun di lingkungan pemerintah daerah. Pada Mubes ini terpilihlah Bang Nurkholis sebagai Ketua Umum KAPEMASI BANDUNG