Pelajar dan
Mahasiswa adalah aset bangsa yang sangat berharga, tapi mereka juga merupakan
generasi yang sangat rentan dan mudah tergoyahkan dalam melangkah, jika tidak
dibentengi dengan mentalitas keimanan dan ketaqwaan serta kemampuan berfikir
objektif dalam menentukan langkah dalam berkiprah.
Peranan pelajar dan
mahasiswa hari ini sudah semestinya diorientasikan pada nilai-nilai idealitas
dan intelektualitas demi menopang sebuah generasi bangsa yang mampu
mengkontribusikan ide dan gagasannya dalam menciptakan sebuah perubahan kearah
pencerahan. Para pemuda yang memiliki wawasan serta pola pikir konstruktif dan
progresif sangat dibutuhkan oleh bangsa itu, sebagai penerus para pejuang
Bangsa kita yang amat merindukan kondisi negeri yang tidak hanya mampu
mensejahterakan rakyatnya tapi juga mampu bersaing dengan Bangsa lain disegala
aspek kehidupan baik itu sosial, politik, ekonomi dan pendidikan.
Teriring berjalannya
waktu tak terasa KAPEMASI Bandung telah
tambah umur. Di usia ini menandakan bahwa organisasi daerah
ini merupakan salah satu organisasi yang sudah matang dalam hal apapun. Ibarat
seorang hamba yang telah berusia diatas empat puluh tahun pastinya dia akan
berpikir matang dalam mengambil keputusan dan
menjadi suri tauladan bagi yang berada di sekitarnya.
Disetiap
organisasi pasti ada kepengurusan di
dalamnya, yang terdiri dari seorang pemimpin dan bawahannya untuk menggapai
tujuan bersama. Tiap masa juang silih berganti
diakhiri dengan laporan pertanggungjawaban dalam sebuah Musyawarah Besar
(MUBES). Karena, setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Sebagaimana
sabda Rosulullah “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggungjawaban” (Al-hadits).
NAMA DAN JEJAK LANGKAH PERJUANGAN KAPEMASI BANDUNG
A. NAMA KAPEMASI BANDUNG
Sejak dilahirkan
pada hari minggu, 14 April 1968 di haur pancuh Bandung, organisasi kedaerahan
dan mahasiswa Bekasi di Bandung di namakan KAPEMASI BANDUNG. Mengapa di namakan
KAPEMASI BANDUNG? Yang jelas, hingga kini pun nama tersebut belum mengalami
perubahan semantik / tata bahasa. Sebenarnya bila di telusuri berdirinya, tidak
pasti siapa yang telah menemukan nama KAPEMASI BANDUNG ini, tetapi dari
referensi yang ada dan beberapa cerita ( oral transformationalumni, founding
father-lah yang telah berjasa besar memberikan nama yang begitu sakral, dinamis
dan futuristic. Mereka antara lain adalah Bang H. Utin Supena, Bang H. Sugih
Hermawan, Bang H. Syariffudin Bang H. Dedi Sumardi, Bang H. Abdul Gani, Bang
Atang Sugita, Bang Nurhasan, Dan Bang H. Dana Satria. Nampaknya mereka yang
layak di sebut " The Founding Father". Kata KAPEMSI bila di eja
terdiri dari dari empat kata yang merupakan singkatan dan masing-masing memiliki
makna permanen sebagai berikut:
"KA" bermakna KELUARGA
"PE" bermakna PELAJAR
"MA" bermakna MAHASISWA
"SI" bermakna BEKASI
Jika bicara bertautn
maka KAPEMASI berarti keluarga pelajar dan mahasiswa Bekasi. Di sini perlu juga
di jelaskan kata " dan "yang berfungsi sebagai kata sambung serta
mempertegas dua komponen penting organisasi ( pelajar dan mahasiswa ) sementara
kata "Bandung" yang lajim disebut setelah kata KAPEMASI berfungsi
sebagai keterangan tempat dan penyebutanya dimaksudkan untuk memberi cin
tertentu kata KAPEMSI itu sendiri. Dalam hal ini Bang Abdul Khoir, SH., seorang
alumni angkatan 1990-1992 pernah menyatakan bahwa penyebutan kata Bandung
setelah kata KAPEMASI, dimaksudkan untuk mencirikan bahwa nama KAPEMASI hanya
di miliki oleh para pelajar dan mahasiswa Bekasi di Bandung, dengan kata lain
Bandung merupakan cirri khusus bagi KAPEMASI
B. KILAS BALIK 42 TAHUN PERJUANGAN
KAPEMASI BANDUNG
1. Masa Kelahiran (1968-1976)
Pada masa ini
merupakan tonggak pertama dari keberadan KAPEMASI Bandung lazimnya sebuah
orgnisasi yang baru lahir KAPEMSI sebagai sebuah wadah pelajar dan mahasiswa
anak Bekasi tentu memiliki kecederungan serta perkembangan dan kemajun-kemajuan
yang dicita-citakan.
Yang paling menonjol
dari masa ini adalah kuatnya ikatan emosional kekeluargaan antar sesama pelajar
dan mahasiswanya. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa mereka Bandung adalah
orang-orang yang berasal dari daerah, budaya, bahasa, karakteristik da tujuan
yang sama. Perasan senasib dan sepenanggungan inilh yang sesungguhnnya mampu
menyatukan mereka dalam ikatan kekeluargaan KAPEMASI. Oleh Bang Utin Supena,
yang waktu itu menjabat sebagai ketua umum pertama banyak dikenal orang baik di
Bekasi maupun di Bandung. Seorang alumni pernah menceritakan bahwa dari ujung
barat yang berbatasan dengan Jakarta samapi ujung tmur yang berbatasan dengan
Karawang, mulai dari lurah, camat, sampai pejabat Kabupaten bahewa Bang utin
sebagai ketua KAPEMASI di samping dikenal juga sebagai mahasiswa abadi, namun
sayangnya tak banyak yang tahu dokumen sejarah berharga yang ditinggalkan pada
masa ini.
Menurut sumber
terpercaya, dokumen-dokumen tersebut tercecer dan akhirnya raib. Waktu itu
KAPEMASI bersekretariat di Haur Pacuh Bandung. Rentang waktu kepengurusan ini
dari tahun 1968 sampai tahun 1976 dan belum dikenal mekanisme pergantian
pengurus, seperti sekarang. Beberapa aktivis masa kelahiran ini yang masih
dapat dilacak hingga sekarang diantaranya Bang H. Daman Huri Husien, Bang H
Marjaya Ibrahim, Bang H. alam safari dan lain-lain.
2. Masa Kedua (1976-1980)
Masa kedua ini
ditandai dengan terpilihnya Bang Imam Faturahman sebagai ketua umum. Beliau
adalah mahasiswa UNPAD dan otomatis secretariat KAPEMASI Bandung pun terletak
dijalan diPatiLTkur, mengapa demikian pertama, pada masa ini KAPEMASI Bandung
belum memiliki secretariat tetap, apalagi secretariat atau pusat kegiatan
(central of activity) yang dibiayai oleh pemerintah daerah. Kedua, tempat kst
seorang ketua umum biasanya merupakantempat berkumpul pengurus dan anggota,
baik sebatas pertemuan dengan teman-teman sekampung halaman, jengkol party,
nitip bea hidup bulan depan, orang tua, bahkan perbincangan serius mengenai
program¬program dan kebijakan-kebijakan strategi menyangkut masa depan
organisasi. Ketiga, pada masa ini dikenal "dimana ketua umum tinggal di
situlah sekretariat KAPEMASI Bandung ".
Perkembangan yang
menggembirakan pada masa ini adalah banyaknya kader KAPEMASI terutama pengurus
yang menjadi aktivis di berbagai kampus di Bandung, misalnya kepeloporan salah
satu kader KAPEMASI membentuk Kopma di kampus UNPAD. Kemudian keberanian Bang
Adi Miftah di Uninus yang setiap berdemontrasi berhadapan dengan pentungan dan
sangkur. Aktifitas kampus yang banyak dilakukan para kader KAPEMASI ini sedikit
banyak berpengaruh pada bertambahnya jumlah anggota perubahan visi dan misi,
program-program yang dilakukan, akreditas organisasi dan gaya kepemimpinan.
Pada masa ini pun
belum dikenal mekanisme pergantian kepengurusan organisasi seperti MUBES yang
lazimnya dilakukan dua tahun sekali. Juga pada masa ini tak banyak diketahui,
apa, dimana, dan bagaimana dokumen-dokumen sejarah berharga organsasi. Beberapa
aktivis masa kedua diantaranya : Bang H. Afifudin, Bang Darip M.,, dan
lain-lain.
dengan kata lain
kata membagi tugas pengaturan dan kinerja tetapi kare pertarungan konflik
" rasisme " Bekasi kota dan Bekasi pelosok.Untungnya hal ini tidak
berlangsung terus menerus, oleh beberapa kade: KAPEMASI, kevakuman dan konflik
yang terjadi diakhiri dengan gelarny~ mekanisme kepengurusan organisasi yang berbentuk
musyawarah besar dan untuk pertama kalinya diadakan MUBES pada tahun 1986.Beberapa
aktivis masa"peralihan" ini seperti : Bang Mahmud, Bang Nasihudin
Pono, Bang H. Saefuddaulah Maher, dan lain-lain.
4. Masa MUBES (1986-1988)
MUBES 1 KAPEMASI
Bandung merupakan " gaya baru " dari bentuk '; mekanisme pergantian
pengurus. Pada MUBES ini terpilih Bang Jajat Sudrajat dari IAIN bertempat di
Wisma Manglayang Bandung. Pada masa ini perkembangan dan kemajuan-kemajuan
terlihat antara lain: pertama, masa kepengurusan diatur dua tahun sekali,
kedua, komunikasi antara anggota dan pengurus berlangsung lancar dengan
terbukti terbentuknya rayon dan komisariat, ketiga, kedekatan dengan birokasi
berjalan dengan harmonis. Indikasi nampak dari partisipasi Pemerintah Daerah
dan beberapa lembaga di Bekasi yang membantu pendanaan dalam berbap, kegiatan.
Namun yang amat
disayangkan pada masa ini, pengurus dengan segala potensi yang dimiliki dengan kemudahan-kemudahan
birokasi dengan pemda belum mampu mengupayakan sekretariat tetap, pada hal uu
sangat dibutuhkan. Karena bagi sebuah organisasi sekretariat tetap dengan
segala kelengkapannya merupakan pondasi dasar bagi perkembangan dan kemajuan
organisasi yang dicita-citakan. Barang ka6' sekretariat pun wujud hubungan
relasional tertinggi yang dibangun oleh KAPEMASI Bandung dan Pemda Bekasi
sampai masa ini pun ada gium dimana ketua umum tinggal disitulah sekretariat
KAPEMASI " Menurut peuturan Bang Amal Basyari, salah seorang pengurus
tergantung dimana ketua umumya". Pada masa ini pula dikenal istilah "
anak pejabat " ditandai dengan aktif dan banyaknya peran Mbak Reni
Mahendrawati yang putri Pak Abdul Marian, mantan ketua DPRD Kabupaten
Bekasi,Beberapa aktivis lain masa ini seperti : Bang Anton Sugiarto, Mpok Nani
Nurhani dan lain sebagainya.
5. MUBES II (1988-1990)
MUBES II yang di
gelar di Bandung merupakan bukti estafet kepemimpinan dan kaderisasi
organisasi. Di sini terpilih Bang Husni Tamrin dari IKOPIN. Di bawah
kepemimpinannya KAPEMASI Bandung mengalami perubahan orientasi. Perubahan yang
dimaksud adalah KAPEMASI Bandung mulai merambah ke jalur sosisal kemasyarakatan
tentu tanpa mengabaikan persoalan kaderisasi dan pembenahan kendala-kendala
intern organisasi. Kegiatan, yang semacamnya banyak mendapat respon positif
dari pemerintah Daerah. Nampaknya hal ini merupakan konsekuensi dari tiga tugas
mahasiswa yang mengembangkan amanat Tri Darma Perguruan Tinggi.
Pluraritas kader pun
terbilang banyak, hal ini mungkin oleh beberapa alasan : pertama, meski tanpa
sekretariat kepengurusan berjalan sesuai dengan yang dimainkan pengurus dan
kesadaran ketua umum turun langsung ke kost-kost mahasiswa yang berada di
pelosok Bandung, kedua, semangat mematahkan mitos bahwa kader KAPEMASI terutama
para pengurus mayoritas dari IAIN.Beberapa aktivis ini adalah : Bang Ahmad
Fathoni, Bang Tarmidi, Mpok Eli ' M. Ilys, dan lain sebagainya.
6. MUBES III (1990-1992)
KAPEMASI Bandung
masa ini di pimpin oleh Bang AbduLKhoir hubungan akomodatif yang dibangun
dengan pemda Bekasi dan KNPI sebagai wadah berhimpun pemuda. Hasilnya KAPEMASI
dalam berbagai kegiatan banyak dibantu, kedua, hubungan sesama kader cukup terjalin
dengan baik, indikasinya ada wahana bergabung dengan teman-teman se - Bandung
Raya yang mereka namakan "Riung Mungpulung.
Pada masa
kepengurusan Bang Khoir ini, kegiatan yang terbilang besar sepanjang sejarah
KAPEMASI Bandung yaitu sunatan massal bagi anak yatim. Banyak pula dilakukan
pembenahan mendasar terutama yang menyangkut aturan main dan rule of law
organisasi, sehingga pengurus setelahnya banyak merujuk aturan-aturan
organisasi. Ini dimungkinkan karena pada masa sebelumnya, aturan tadi belum banyak
mendapat perhatian serius dan seksama.Beberapa aktivis masa ini diantaranya :
Bang Sholihat, Bang H. Suganda, Bang H. Mardi, Bang M. Solihin, Bang Nana, Bang
Chevy Burhanudin, Bang Jayadi Ismanto, dan lain sebagainya.
7. MUBES IV (1992-1994)
Pada masa ini
terpilih Bang Abdul Basith dari IAIN sebagai Ketua Umum. Untuk pertama kalinya
diadakan Bakti Sosial selama 10 hari, kegiatan ini mengambil tempat di Cabang
Bungin 08-18 Agustus 1993. Pada masa itu pula gaya kepemimpinan yang low
profile, misalnya rela ditengah-tengah kesibukannya bermalam dirumah seorang
kader yang baru saja ditemukannya dijalan. Persoalan kesektariatan mendapat
prioritas yang sama, sebagai upaya serius dan maksimal terus dilakukan, namun
respond an interest pemda Bekasi terkesan " biasa-biasa "
saja.Beberapa aktivis masa ini diantaranya : Bang Mulyono Hilman, Bang Ruhiyat,
Bang Nahadi, Bang Imam Rusydi A. Rosyid, Bang Saeful Bahri, BangSaepul Zuhri,
Mpok Amas Masyihoh, Mpok Mardiyah, Mpok Ida Farida, Bang Asep Dainuri, Bang Encep
Jumroni, Mpok Hasti, Bang Hasti, Bang Uchi Sanusi, dan lain sebagainya.
8. MUBES V (1994-1996)
Upaya yang menonjol
adalah membuat buku pedoman organisasi yang dirasakan penting dan mendesak.
Motivasi pembuatan PDOK, Pertama, semenjak kepengurusan pertama hingga periode
Bang Ahmad Taufik ini belum ada sebentuk buku pedoman. Masa ini, perangkat
hukum yang tersedia baru terbatas AD/ ARTNya saja. Kedua, kebutuhan kader akan
pemahaman terhadap KAPEMASI secara detail, integral dan komprehensif. Ketiga,
PDOK yang membuat AD/ART, GBMO, GBPK, daftar alumni, inventarisasi kegiatan dan
dokumen berharga lainnya dirasa perlu dihimpun dalam bundle tertentu, sebagai
benda-benda berharga dan khasanah pada alumni-alumni tertentu saja. Keseriusan
mewujudkan sekretariat tetap juga dilakukan pada periode ini. Beliau pernah
dengan seorang kader yang masih hijau ngotot sambil gebrag meja dikantor Sospol
Pemda. Waktu itu kakansospol tahun yang sama pula bangsa Indonesia mengalami
peralihan besar dari orde baru k orde reformasi, serta perubahan pembagian
wilayah Bekasi menjadi Kabupaten dan Kotamadya. Tiga momentum ini bagaimanapun
menjadi titik evaluasi dan proyek perjalanan perjuangan organisasi selama ini.
Beberapa
perubahan
spektakuler yang mampu dicapai untuk peningkatan kualitas organisasi pada
mereka, masa ini diantaranya dimulai dipakainya jargon-jargon khas KAPEMASI
Bandung seperti masa juang, pusat juang, dan program juang. Selain itu upaya
menemukan sekretariat tetap juga mengalami peningkatan status. Selama dua tahun
periode ini KAPEMASI Bandung menempati sebuah rumah hak sewa pakai organisasi
di Jalan Raya Cileunyi 338 Bandung, sehigga selama ini pula intensifikasi
kegiatan organisasi secara otomatis terdongkrak pula.Beberapa aktivis rutin dan
baru terorganisir sedemikian rupa untuk menaikan harga dan citra KAPEMASI di
masyarakat. Perubahan intern lain adalah terus melakukan upaya penyempurnaan
aturan-aturan organisasi dengan mempersiapkan Badan pekerja MUBES VII dengan
melibatkan unsur anggota pengurus, senior dan alumni. Pada aktivitas ektern
dengan reformasi rupanya disambut positif oleh pengurus. Dimasa ini secara
terbuka KAPEMASI Bandung berani mengambil sikap deminstratif dalam bentuk
hubungan resiprokal kritis antara KAPEMASI Bandung, Pemda Bekasi, dan unsur
eksterm lain.
Misalnya saja
beberapa saksi unjuk rasa, sebagai perwujudan moral force menyangkut sejumlah
penyimpagan perilaku ( deviant behavior ) para pejabat Pemda Bekasi, dan upaya
lainnya.
9. MUBES VII (1998-2000)
Mubes VII telah
menjadi peralihan kepemimpina dari Bang Husni Farharu Mubarok kepada Bang
Batng. Tingkat kepemimpinan yang baru saja dilimpahkan merupakan suatu amanat
yang besar untuk pengurus baru, karena 32 tahun; KAPEMASI Bandung eksis
ternyata masih belum banyak diperhitungkan, itulah; kutipan yang harus
disampaikan dengan mengarahkan segenap kemampuan, pikiran : dan tenaga agar
KAPEMASI Bandung kedepan lebih baik dari sebelumnya.
a. Setiap masa kepengurusan KAPEMASI
Bandung memiliki dinamikanya masing¬masing. Ini dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi pada masa kepengurusan tertentu, gaya kepemimpinan, daya dukung yang
ada serta visi dan misi yang di emban pada Saat itu.
b. Kendala klasik yang dirasa paling
menyita konsentrasi pengurus adalah masalah pusat juang permanen dan kondisi
geografis perguruan tinggi yang ada dibandung dan sekitarnya.
c. Sebagai organisasi yang bersifat
kekeluargaan menjadi kompleks, ia sebagai pemegang peran, pemegang kebijakan
tertinggi namun di sisi lain ia mesti berperan sebagai Bapak dari satu
keluarga, abang dari adik-adknya yang "bermasalah" dan harus selalu
siap membenahi masalah-masalah yang muncul baik internal maupun eksternal.
Kondisi dan image semacam ini karena bertolak belakang dengan karakteristik
organisasi modern yang menghendaki sebuah mekanisme dan kinerja yang
menyeluruh.
10. MUBES VIII (2000-2003)
Masa ini KAPEMASI
Bandung dituntut untuk tinggal landas menuju kemapanan guna menyiapkan
organisasi yang tangguh dimasa yang akan datang. Ini dapat dilihat dari
proyeksi yang di amanatkan oleh MUBES VII di Lemah Abang, Syukur Alhamdulilah
apa yang telah di amanatkan tersebut telah terpenuhi. Pemenuhan tersebut dapat
terlihat seperti realisasi dari adanya sarana dan prasarana yaitu: pusat juang
sebagai centaral of activity, sekertariat LJPK, tiga buah komputer dan sarana
dan prasarana lainnya.Pada masa pengurus AQ. Abdul Rahman HMS ini juga mencatat
berdirinya beberapa lembaga diantaranya; lembaga Pers, Bahasa, dan LA-PM
KAPEMASI Bandung.
Dalam masa juang ini
kader-kader pilihannya yang masih dapat dilacak personelnya tidak lain adalah
Ijul Jayuli Firmansyah. Mahdi Sukarta, Reza Luthfi, Ade BH, Jidud Hasbullah
Andilusie, Ramli I, Frifi Maghfirah, Rosmawati, Sofyan Hadi, Inen Nawawi,
Salam, Aang Kunaefi, Samin Sihabuddin, Ari Maskur, Rani, Eva, dan banyak lagi yang
lainnya.
Catatan sejarah
KAPEMASI Bandung mengalami Dinamika Internal yang cukup krusial pada
tahun-tahun sejauh MUBES XI ( 2005-2008 ). Penulisan kilas balik ini langsung
ke periode Mubes ke XII, dikarenakan pada dua MUBES sebelumnya tidak/sulit ditemukan
referensi yang memadai untuk dicatat akibat lewatnya dinamika Internal pengurus
KAPEMASI Bandung khususnya pada MUBES XI pada masa kepemimpinan bang Hasan
Basri (Hasba) lalu turun ke bang Wahyu dan tidak mengadakan MUBES sehingga dari
pihak komisariat berinisiatif untuk mengadakan MUBES LUB. Terpilihlah bang
Ridwanullah sebagai Ketua Umum KAPEMASI Bandung yang Klimaksnya, MUBES ke XII
KAPEMASI Bandung dapat dilaksanakan Kader KAPEMASI Bandung yang masih peduli,
untuk mengkonsolidasikan kembali khitbali perjuangan KAPEMASI yang terganggu
dinamika di atas. Pada MUBES in KAPEMASI Bandung yang dipimpin oleh Bang
Ridwanullah bersama para kader yang menonjol seperti: Bang Jack, Bang Ipul,
Bang Adam, Bang Kholis, Bang Andri, Mpok Yanti, Mpo Tuti, Mpo Maya, dan Mpok
Ina bersama teman-teman yang lain (kader¬kader baru yang masih hijau) yang
ingin memajukan dan membangkitkan KAPEMASI yang sebelumnya dianggap telah
menyimpang jauh dari fitrahnya sebagai organisasi pelajar dan mahasiswa.
Oleh karena itu pada
MUBES XII kali ini tema yang diangkat pun begitu sederhana yaitu "wujudkan
kembali KAPEMASI Bandung yang disegani". Maksud dan tujuan dari tema
tersebut adalah nama KAPEMASI Bandung bisa kembali diperhitungkan baik di
kampus maupun di lingkungan pemerintah daerah. Pada
Mubes ini terpilihlah Bang Nurkholis sebagai Ketua Umum KAPEMASI BANDUNG