This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 10 Maret 2015

EXPO ORDA KAPEMASI DALAM KEGIATAN DEMA UIN BANDUNG

Pada tanggal 3, 4 dan 5 Maret 2015 organisasi daerah Keluarga dan Pelajar Mahasiswa Bekasi (KAPEMASI) telah ikut serta dan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan yang digelar oleh Dewan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung selama tiga hari yang bertempat di Lapang Basket UIN Bandung.
Kegiatan yang bertemakan “......” tersebut mengundang para civitas akademika yang sedang berada diwilayah kampus. Hal tersebut membuat tali silaturahmi antar mahasiswa daerah menjadi terjalin dan semakin erat. Dalam kegiatan tersebut juga terdapat beberapa organisasi darah yang juga mengikuti kegiatan expo yang diselenggarakan oleh Dewan Mahasiswa. KAPEMASI yang beranggotakan bocah betawi bekasi sangat antusias dan juga sangat bersemangat untuk memberikan kontribusi penuh demi panji yang mereka junjung tinggi. Atas nama Kapemasi para mahasiswa asal bekasi menampilkan beberapa budaya asal bekasi, diantaranya mulai dari makanan, gaya bahasa dan pakaian, hingga upacara traditional mereka tunjukan selama expo berlangsung.
Adapun kegitan di hari pertama, para mahasiswa bekasi menyajikan makanan khas bekasi seperti sayur gabus pucung. Kemudian dihari kedua para mahasiswa bekasi menampilkan pernak-pernik khas bekasi. Di hari ketiga para mahasiswa bekasi menampilkan pertunjukan palang pintu yang menyampaikan pesan bahwa orang-orang betawi memiliki kemampuan bela diri dan pintar mengaji sehingga layak untuk menjadi pemimpin suatu golongan.
Keputusan untuk mengikuti kegiatan ini merupakan hasil pertimbangan dari anak-anak bekasi yang ingin menunjukan bahwa KAPEMASI yang merupakan sebuah lembaga resmi akan selalu ada untuk menaungi para pelajar dan mahasiswa muda bekasi yang ada di  Bandung dan juga wujud dari kepedulian antar sesama putra/i Bekasi.

Senin, 09 Maret 2015

TRIMATRA KAPEMASI



Doktrin Trimatra Kapemasi

KAPEMASI merupakan sebuah organisasi yang memiliki tiga substansi yakni, "Keluarga, Pelajar dan Mahasiswa, dan Bekasi".Tiga substansi ini mangandung muatan filosofis bahwa para civitas KAPEMASI yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa memiliki kualitas dan keilmuan, semangat kekeluargaan dan mempunyai komitmen kedaerahan (Bekasi). Namun ketiga muatan itu akan dihadapakan pada persoalan lain : Pertama, bagaimana kualitas keilmuan itu dihadapkan dengan keimanan; Kedua, bagaimana kekeluargaan itu dihadapkan pada kemandirian, dan Ketiga, bagaimana cakupan ke­Bekasi-an dihadapkan pada konteks ke-Indonesiaan. Tiga persoalan ini terkesan antagonis tapi memiliki paradigma-doktrinal yang harmonis.

1.      DOKTRIN KEILMUAN DALAM KEIMANAN
Istilah "pelajar clan mahasiswa" sesungguhnya tendensius, mengandung muatan keilmuan dalam hal ini, KAPEMASI layak di pandang sebagai tempat berkumpulnya orang-orang yang berilmu. Aktifitas keorganisasiannya menyiratkan aktizalisasi dari peran keilmuan dan keimanan, karena keimanan itu sendiri menjadi tolak ukur sekaligus menjadi sumber inspirasi.
Jika premis itu di terima, maka keilmuan dan keimanan menjadi dua hal penting yang pada satu sisi bisa berjalan bersama secara harmonis, tetapi pada sisi lain bisa jadi malah akan berhadapan secara antagonis.
Dalil yang aplicable untuk melihat keilmuan itu mesti di ukur dengan keimanan adalah al-Qur'an surat al-Muajadalah ayat 111.Ayat ini merupakan kerangka acuan bahwa antara keimanan dengan keilmuan mesti dipadukan. Jika keilmuan yang mereka kembangkan sebagai wujud inspirasi yang disinari ruh keimanan, maka keilmuan akan berkembang menjadi bebas nilaikeilmuan itu.
Berjalan tanpa sinar keimanan maka akan berkembanng menjadi bebas nilai dan bahkan menjadi dehuman (kebinatang-binatangan). Dasar pertimbangannya, ilmu itu sebagai kreasi atau rekayasa manusia lewat penginderaan, pengamatan, penelitian, dan penemuan. Di sini manusia menjadi subyek peneliti yang kemudian menjadi penentu ilmu pengetahuan. Namun ilmu yang ditemukan ini bersifat tentatif dan relatif, sedangkan keimanan itu sendiri mengandung muatan teologis yang berarti sebagai sebuah kemasan yang didatangkan dari Tuhan.
Berdasarkan hal di atas, maka KAPEMASI menghendaki kadernya yang mampu

2.      DOKTRIN KEMANDIRIAN DALAM KEKELUARGAAN
Allah telah menjadikan manusia secara fitrahnya sebagai makhluk bersaudara2, yang satu sama yang lain saling membutuhkan. Nilai fitrah ini akan teraktualisasi dalan sikaf saling menghormati, menghargai, menegakkan kepentingan bersama serta saling menghindari sifat individualistis. Masing-masing individu akan meninggalkan sikap curiga, buruk sangka 3dan meremehkan orang lain.4
Dengan hilangnya sifat individualis itu, maka akan tumbuh suatu komunitas KAPEMASI yang menjunjung tinggi persaudaraan dan sikaf ta'awun (tolong-menolong) dalam kebaikan dan kebenaran5, saling menjaga persatuan6, saling asah, sating asuh, saling menjaga nama baik, dan saling memberi perlindungan7 kepada kawan-kawan atau keluarga dalam perjuangan.8
Sikap-sikap di atas merupakan wujud "kekeluargaan" yang dalam wacana Islam di sebut "Ukhuwah Islamiyah", nilai-nilai kekeluargaan ini harus teraktualisasi menjadi , kebersamaan sikaf dalam menegakkan dan membesarkan KAPEMASI. Tanpa dilandasi ~ ini, maka KAPEMASI akan kehilangan esensinya, karena kekeluargaan atau persaudaraan adalah ruhnya KAPEMASI.
Namun ruh kekeluargaan tersebut tidak lantas membuat kader KAPEMASI terjebak sikap saling ketergantungan yang membuat mereka menjadi tidak mandiri, karena itulah sebagai sebuah organisasi kader, KAPEMASI harus dituangkan ke arah pemenuhan dan pengembangan jati diri sumber daya kader-kadernya. Berbagai kemampuan, baik kemampuan berorganisasi, managerial, intelektual, maupun kemampuan mengaktualisasikan peran-peran sosial adalah menjadi hal-hal yang harus diprioritaskan dalam bingkai kekeluargaan itu.
Upaya pemenuhan dan pengembangan jati diri itu dimaksudkan agar dari KAPEMASI itu bermunculan kader-kader tangguh, tahan uji, tanggung jawab9, dan I memiliki kualitas yang berdaya tawar atau "marketable" (siap dipasarkan) ke berbagai ~ lapangan kehidupan masyarakat. Semua ini akan terwujud apabila kader-kader memilii kemandirianlO, baik intelektual, sosial, ekonomi, moral, maupun spiritual.
Secara -intelektual, kader-kader KAPEMASI adalah kader yang mempunyai wawasan berpikir yang luas, mampu menemukan, merumuskan dan mengembangkan persoalan-persoalan keilmuan, baik keilmuan murni maupun terapan, dengan dibekali ketajaman analisis, ketetapan argumentasi dan keakuratan mengelola fakta-fakta ilmiahll. Kader KAPEMASI harus mampu menunjukan jati dirinya sebagai kader Scientic (mempunyai sikap-sikap ilmiah) dan bukan menunjukan sikap emosional, frontal yang di anggat dalam menghadapi berbagai persoalan.
Secara sosial kader KAPEMASI menunjukan sebagai manusia-manusia yang mempunyai jiwa sosial dan peka terhadap kehidupan masyarakat sekitar, sehingga fungsi mereka sebagai kontrol sosial (social control) dapat terwujud.12
Fungsi kontrol terseut dapat terwujud lewat aktivitas-aktivitas yang bernuansa sosial yang berorientasi pada penegakkan keadilan13, kesejahtraan sosial dan keadilan ekonomi. Oleh karena itu sikap kepekaan sosial mesti dibarengi kemandirian ekonomi para kadernya.
Karena manusia sebagai subyek dan obyek ekonomi, produsen, dan sekaligus konsumen, maka dibutuhkan kader yang memiliki kemandirian ekonomi melalui penyiapan keterampilan dan sumber daya pelaku ekonomi. Untuk itu kader KAPEMASI di tuntut mempunyai kemandirian ekonomi dan giat melakukan ikhtiar-ikhtiar ekonomi ini berdasarkan hadits nabi yang menjelaskan bahwa bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi adalah wajib (fardlu) setelah kewajiban yang lain14.
Interpretasi hadits itu akan melahirkan manusia-manusia produktif yang bersumber daya tinggi, ini berangkat dari kenyataan bahwa Allah tidak memberi rizki dalam bentuk jadi yang siap digunakan, melainkan hanya dipersiapkan berupa sarana dan sumber daya alam, maka sudah tentu untuk mengolahnya dibutuhkan manusia yang produktif.
Manusia produktif secara definitif adalah kelompok enterpreneuryang berciri antara lain: peka terhadap kebutuhan lingkungan, menguasai informasi dan memiliki dinamika dan kreatifitas yang tinggi, sehingga mampu menciptakan bukan hanya mencari lapangan kerja dan menumbuhkan wawasan ekonomi yang luas. Kader-kader yang mandiri seperti inilah yang dikehendaki oleh KAPEMASI.
Berdasarkan pandangan di atas maka KAPEMASI mengarahkan kader-kaderny. untuk mandiri,yang ditunjukan melalui sikap kreatif, inovatif dan tidak bersikap mas. bodoh terhadap persoalan-persoalan ekonomi yang berkembang. Dalam wacan.~ peradaban Islam, Nabi Muhammad sewaktu hijrah ke Madinah telah memerintahkan d bangunnya pasar, setelah sempurnanya pembangunan Mesjid, Ini tentu saja bukan hany, sekeedar bangunan fisik sebagai sirkulasinya berbagai komoditas, namun mei-upak. simbol yang menggambarkan betapa pentingnya sistem "perekonomian dan pemasaran".
Namun dalam sistem perekonomian ini, kader-kader KAPEMASI menghindari sistem kapitalis yang berinti pada kepemilikan setiap individu secara bebas tanpa batas, Dalam sistem kapasitas ini cenderung individualistis dan monopolistik karena setiap pemilik modal dapat bersikap sewenang-wenang15 tanpa memperhatikan sistem ekonomi para duafa dan fakir miskin16. Kapitalisme yang individualistik dan monopolistik akan mengabaikan distribusi secara adil, sehingga akan membenarkan statemen "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin".
KAPEMASI membenarkan kepemilikan perseorangan, akan tetapi kapitalisme monopolistik yang berpandangan eksploitatif terhadap manusia dan alam, sangat dihindari oleh kader-kadernyal7. Demikian juga dengan sistem perekonomian sosialis yang bertumpu pada sentralisasi kepemilikan negara, tanpa memberikan kesempatan pada pemilikan perseorangan atau swasta untuk bekerja mengembangkan ekonomi adalah tidak dikehendaki oleh KAPEMASI.
Secara spiritual, kader KAPEMASI menunjukan individu-individu yang di satu sisi kemampuan intelektualnya handal, jiwa sosialnya teruji, moralnya terpuji, dan di sisi lain mampumemerankan diri sebagai seorang abid (hamba) dihadapan Allah'8, yang tentunya tidak pernah mencampakan agamanya hanya karena pamrih-pamrih ekonomi dan hedonisme keduniaan yang menggiurkan19 di tengah kehidupan modern.

3.      DOKTRIN KEBEKASIAN DALAM KEINDONESIAAN
Membangun daerah atau mencurahkan perhatian terhadap tanah kelahiran merupakan keharusan moral. Ini merupakan rangkaian atas doktrin persaudaraan kedaerahan. Sebagai wujud dari sebuah daerah yang terus bergerak maju dalam derap segenap potensinya untuk membangun tersebut. Oleh karena itu segenap kader KAPEMASI telah di tuntut mencurahkan perhatian untuk turut berpartisipasi aktif membangun daerah Bekasi.
Namun dalam wujud partisipasi itu mesti dipahami sebagai sebuah upaya membangun Bekasi dalam konteks daerah-daerah lain yang lebih luas. Dari isi mereka tidak lantas memahami daerah lain di Indonesia ini berdasarkan fakta bahwa Bekasi sebagai bagian kecil dari Indonesia, sehingga pembangunannya tidak lepas dari program­progam pembangunan secara nasional. Untuk itu logika yang mesti diterapkan adalah "Ke-Bekasi-an dalam konteks Ke-Indonesia-an".
Logika di atas tidak memaksakan kader KAPEMASI untuk pulang kampung. Ini dapat menjembatani mereka karena sesuatu hal tidak bisa harus pulang ke Bekasi. Namun dengan catatan "Dimanapun mereka berada dan kemudian membangun daerah lain, tapi komitmen kebekasian mereka tidak boleh luntur".
Logika di atas juga tidak membuat kader-kader KAPEMASI berpikiran tidak toleran, farsial dan picik dengan beranggapan bahwa orang yang bukan ash Bekasi tidak layak hidup di Bekasi. Hadirnya orang-orang pendatang justru harus membuat kader­kader KAPEMASI bersama masyarakat Bekasi menjadi terpacu untuk maju dengan membangun kualitas sumber daya manusia untuk bisa bersaing secara kualitas orang­orang non Bekasi, sehingga mereka turut menentukan kemajuan Bekasi.

KAPEMASI BANDUNG

Pelajar dan Mahasiswa adalah aset bangsa yang sangat berharga, tapi mereka juga merupakan generasi yang sangat rentan dan mudah tergoyahkan dalam melangkah, jika tidak dibentengi dengan mentalitas keimanan dan ketaqwaan serta kemampuan berfikir objektif dalam menentukan langkah dalam berkiprah.
Peranan pelajar dan mahasiswa hari ini sudah semestinya diorientasikan pada nilai-nilai idealitas dan intelektualitas demi menopang sebuah generasi bangsa yang mampu mengkontribusikan ide dan gagasannya dalam menciptakan sebuah perubahan kearah pencerahan. Para pemuda yang memiliki wawasan serta pola pikir konstruktif dan progresif sangat dibutuhkan oleh bangsa itu, sebagai penerus para pejuang Bangsa kita yang amat merindukan kondisi negeri yang tidak hanya mampu mensejahterakan rakyatnya tapi juga mampu bersaing dengan Bangsa lain disegala aspek kehidupan baik itu sosial, politik, ekonomi dan pendidikan.
Teriring berjalannya waktu  tak terasa KAPEMASI Bandung telah tambah umur. Di usia ini menandakan bahwa organisasi daerah ini merupakan salah satu organisasi yang sudah matang dalam hal apapun. Ibarat seorang hamba yang telah berusia diatas empat puluh tahun pastinya dia akan berpikir matang dalam mengambil keputusan dan  menjadi suri tauladan bagi yang berada di sekitarnya.
            Disetiap organisasi pasti  ada kepengurusan di dalamnya, yang terdiri dari seorang pemimpin dan bawahannya untuk menggapai tujuan bersama. Tiap masa juang silih berganti  diakhiri dengan laporan pertanggungjawaban dalam sebuah Musyawarah Besar (MUBES). Karena, setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Sebagaimana sabda Rosulullah “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban” (Al-hadits).

NAMA DAN JEJAK LANGKAH PERJUANGAN KAPEMASI BANDUNG

A. NAMA KAPEMASI BANDUNG
Sejak dilahirkan pada hari minggu, 14 April 1968 di haur pancuh Bandung, organisasi kedaerahan dan mahasiswa Bekasi di Bandung di namakan KAPEMASI BANDUNG. Mengapa di namakan KAPEMASI BANDUNG? Yang jelas, hingga kini pun nama tersebut belum mengalami perubahan semantik / tata bahasa. Sebenarnya bila di telusuri berdirinya, tidak pasti siapa yang telah menemukan nama KAPEMASI BANDUNG ini, tetapi dari referensi yang ada dan beberapa cerita ( oral transformationalumni, founding father-lah yang telah berjasa besar memberikan nama yang begitu sakral, dinamis dan futuristic. Mereka antara lain adalah Bang H. Utin Supena, Bang H. Sugih Hermawan, Bang H. Syariffudin Bang H. Dedi Sumardi, Bang H. Abdul Gani, Bang Atang Sugita, Bang Nurhasan, Dan Bang H. Dana Satria. Nampaknya mereka yang layak di sebut " The Founding Father". Kata KAPEMSI bila di eja terdiri dari dari empat kata yang merupakan singkatan dan masing-masing memiliki makna permanen sebagai berikut:

"KA" bermakna KELUARGA
"PE"   bermakna PELAJAR
"MA" bermakna MAHASISWA
"SI"   bermakna BEKASI

Jika bicara bertautn maka KAPEMASI berarti keluarga pelajar dan mahasiswa Bekasi. Di sini perlu juga di jelaskan kata " dan "yang berfungsi sebagai kata sambung serta mempertegas dua komponen penting organisasi ( pelajar dan mahasiswa ) sementara kata "Bandung" yang lajim disebut setelah kata KAPEMASI berfungsi sebagai keterangan tempat dan penyebutanya dimaksudkan untuk memberi cin tertentu kata KAPEMSI itu sendiri. Dalam hal ini Bang Abdul Khoir, SH., seorang alumni angkatan 1990-1992 pernah menyatakan bahwa penyebutan kata Bandung setelah kata KAPEMASI, dimaksudkan untuk mencirikan bahwa nama KAPEMASI hanya di miliki oleh para pelajar dan mahasiswa Bekasi di Bandung, dengan kata lain Bandung merupakan cirri khusus bagi KAPEMASI
B. KILAS BALIK 42 TAHUN PERJUANGAN KAPEMASI BANDUNG 

1. Masa Kelahiran (1968-1976)
Pada masa ini merupakan tonggak pertama dari keberadan KAPEMASI Bandung lazimnya sebuah orgnisasi yang baru lahir KAPEMSI sebagai sebuah wadah pelajar dan mahasiswa anak Bekasi tentu memiliki kecederungan serta perkembangan dan kemajun-kemajuan yang dicita-citakan.
Yang paling menonjol dari masa ini adalah kuatnya ikatan emosional kekeluargaan antar sesama pelajar dan mahasiswanya. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa mereka Bandung adalah orang-orang yang berasal dari daerah, budaya, bahasa, karakteristik da tujuan yang sama. Perasan senasib dan sepenanggungan inilh yang sesungguhnnya mampu menyatukan mereka dalam ikatan kekeluargaan KAPEMASI. Oleh Bang Utin Supena, yang waktu itu menjabat sebagai ketua umum pertama banyak dikenal orang baik di Bekasi maupun di Bandung. Seorang alumni pernah menceritakan bahwa dari ujung barat yang berbatasan dengan Jakarta samapi ujung tmur yang berbatasan dengan Karawang, mulai dari lurah, camat, sampai pejabat Kabupaten bahewa Bang utin sebagai ketua KAPEMASI di samping dikenal juga sebagai mahasiswa abadi, namun sayangnya tak banyak yang tahu dokumen sejarah berharga yang ditinggalkan pada masa ini.
Menurut sumber terpercaya, dokumen-dokumen tersebut tercecer dan akhirnya raib. Waktu itu KAPEMASI bersekretariat di Haur Pacuh Bandung. Rentang waktu kepengurusan ini dari tahun 1968 sampai tahun 1976 dan belum dikenal mekanisme pergantian pengurus, seperti sekarang. Beberapa aktivis masa kelahiran ini yang masih dapat dilacak hingga sekarang diantaranya Bang H. Daman Huri Husien, Bang H Marjaya Ibrahim, Bang H. alam safari dan lain-lain.

2. Masa Kedua (1976-1980)
Masa kedua ini ditandai dengan terpilihnya Bang Imam Faturahman sebagai ketua umum. Beliau adalah mahasiswa UNPAD dan otomatis secretariat KAPEMASI Bandung pun terletak dijalan diPatiLTkur, mengapa demikian pertama, pada masa ini KAPEMASI Bandung belum memiliki secretariat tetap, apalagi secretariat atau pusat kegiatan (central of activity) yang dibiayai oleh pemerintah daerah. Kedua, tempat kst seorang ketua umum biasanya merupakantempat berkumpul pengurus dan anggota, baik sebatas pertemuan dengan teman-teman sekampung halaman, jengkol party, nitip bea hidup bulan depan, orang tua, bahkan perbincangan serius mengenai program¬program dan kebijakan-kebijakan strategi menyangkut masa depan organisasi. Ketiga, pada masa ini dikenal "dimana ketua umum tinggal di situlah sekretariat KAPEMASI Bandung ".
Perkembangan yang menggembirakan pada masa ini adalah banyaknya kader KAPEMASI terutama pengurus yang menjadi aktivis di berbagai kampus di Bandung, misalnya kepeloporan salah satu kader KAPEMASI membentuk Kopma di kampus UNPAD. Kemudian keberanian Bang Adi Miftah di Uninus yang setiap berdemontrasi berhadapan dengan pentungan dan sangkur. Aktifitas kampus yang banyak dilakukan para kader KAPEMASI ini sedikit banyak berpengaruh pada bertambahnya jumlah anggota perubahan visi dan misi, program-program yang dilakukan, akreditas organisasi dan gaya kepemimpinan.
Pada masa ini pun belum dikenal mekanisme pergantian kepengurusan organisasi seperti MUBES yang lazimnya dilakukan dua tahun sekali. Juga pada masa ini tak banyak diketahui, apa, dimana, dan bagaimana dokumen-dokumen sejarah berharga organsasi. Beberapa aktivis masa kedua diantaranya : Bang H. Afifudin, Bang Darip M.,, dan lain-lain.
dengan kata lain kata membagi tugas pengaturan dan kinerja tetapi kare pertarungan konflik " rasisme " Bekasi kota dan Bekasi pelosok.Untungnya hal ini tidak berlangsung terus menerus, oleh beberapa kade: KAPEMASI, kevakuman dan konflik yang terjadi diakhiri dengan gelarny~ mekanisme kepengurusan organisasi yang berbentuk musyawarah besar dan untuk pertama kalinya diadakan MUBES pada tahun 1986.Beberapa aktivis masa"peralihan" ini seperti : Bang Mahmud, Bang Nasihudin Pono, Bang H. Saefuddaulah Maher, dan lain-lain.

4. Masa MUBES (1986-1988)
MUBES 1 KAPEMASI Bandung merupakan " gaya baru " dari bentuk '; mekanisme pergantian pengurus. Pada MUBES ini terpilih Bang Jajat Sudrajat dari IAIN bertempat di Wisma Manglayang Bandung. Pada masa ini perkembangan dan kemajuan-kemajuan terlihat antara lain: pertama, masa kepengurusan diatur dua tahun sekali, kedua, komunikasi antara anggota dan pengurus berlangsung lancar dengan terbukti terbentuknya rayon dan komisariat, ketiga, kedekatan dengan birokasi berjalan dengan harmonis. Indikasi nampak dari partisipasi Pemerintah Daerah dan beberapa lembaga di Bekasi yang membantu pendanaan dalam berbap, kegiatan.

Namun yang amat disayangkan pada masa ini, pengurus dengan segala potensi yang dimiliki dengan kemudahan-kemudahan birokasi dengan pemda belum mampu mengupayakan sekretariat tetap, pada hal uu sangat dibutuhkan. Karena bagi sebuah organisasi sekretariat tetap dengan segala kelengkapannya merupakan pondasi dasar bagi perkembangan dan kemajuan organisasi yang dicita-citakan. Barang ka6' sekretariat pun wujud hubungan relasional tertinggi yang dibangun oleh KAPEMASI Bandung dan Pemda Bekasi sampai masa ini pun ada gium dimana ketua umum tinggal disitulah sekretariat KAPEMASI " Menurut peuturan Bang Amal Basyari, salah seorang pengurus tergantung dimana ketua umumya". Pada masa ini pula dikenal istilah " anak pejabat " ditandai dengan aktif dan banyaknya peran Mbak Reni Mahendrawati yang putri Pak Abdul Marian, mantan ketua DPRD Kabupaten Bekasi,Beberapa aktivis lain masa ini seperti : Bang Anton Sugiarto, Mpok Nani Nurhani dan lain sebagainya.

5. MUBES II (1988-1990)
MUBES II yang di gelar di Bandung merupakan bukti estafet kepemimpinan dan kaderisasi organisasi. Di sini terpilih Bang Husni Tamrin dari IKOPIN. Di bawah kepemimpinannya KAPEMASI Bandung mengalami perubahan orientasi. Perubahan yang dimaksud adalah KAPEMASI Bandung mulai merambah ke jalur sosisal kemasyarakatan tentu tanpa mengabaikan persoalan kaderisasi dan pembenahan kendala-kendala intern organisasi. Kegiatan, yang semacamnya banyak mendapat respon positif dari pemerintah Daerah. Nampaknya hal ini merupakan konsekuensi dari tiga tugas mahasiswa yang mengembangkan amanat Tri Darma Perguruan Tinggi.
Pluraritas kader pun terbilang banyak, hal ini mungkin oleh beberapa alasan : pertama, meski tanpa sekretariat kepengurusan berjalan sesuai dengan yang dimainkan pengurus dan kesadaran ketua umum turun langsung ke kost-kost mahasiswa yang berada di pelosok Bandung, kedua, semangat mematahkan mitos bahwa kader KAPEMASI terutama para pengurus mayoritas dari IAIN.Beberapa aktivis ini adalah : Bang Ahmad Fathoni, Bang Tarmidi, Mpok Eli ' M. Ilys, dan lain sebagainya.

6. MUBES III (1990-1992)   
KAPEMASI Bandung masa ini di pimpin oleh Bang AbduLKhoir hubungan akomodatif yang dibangun dengan pemda Bekasi dan KNPI sebagai wadah berhimpun pemuda. Hasilnya KAPEMASI dalam berbagai kegiatan banyak dibantu, kedua, hubungan sesama kader cukup terjalin dengan baik, indikasinya ada wahana bergabung dengan teman-teman se - Bandung Raya yang mereka namakan "Riung Mungpulung.
Pada masa kepengurusan Bang Khoir ini, kegiatan yang terbilang besar sepanjang sejarah KAPEMASI Bandung yaitu sunatan massal bagi anak yatim. Banyak pula dilakukan pembenahan mendasar terutama yang menyangkut aturan main dan rule of law organisasi, sehingga pengurus setelahnya banyak merujuk aturan-aturan organisasi. Ini dimungkinkan karena pada masa sebelumnya, aturan tadi belum banyak mendapat perhatian serius dan seksama.Beberapa aktivis masa ini diantaranya : Bang Sholihat, Bang H. Suganda, Bang H. Mardi, Bang M. Solihin, Bang Nana, Bang Chevy Burhanudin, Bang Jayadi Ismanto, dan lain sebagainya.

7. MUBES IV (1992-1994)
Pada masa ini terpilih Bang Abdul Basith dari IAIN sebagai Ketua Umum. Untuk pertama kalinya diadakan Bakti Sosial selama 10 hari, kegiatan ini mengambil tempat di Cabang Bungin 08-18 Agustus 1993. Pada masa itu pula gaya kepemimpinan yang low profile, misalnya rela ditengah-tengah kesibukannya bermalam dirumah seorang kader yang baru saja ditemukannya dijalan. Persoalan kesektariatan mendapat prioritas yang sama, sebagai upaya serius dan maksimal terus dilakukan, namun respond an interest pemda Bekasi terkesan " biasa-biasa " saja.Beberapa aktivis masa ini diantaranya : Bang Mulyono Hilman, Bang Ruhiyat, Bang Nahadi, Bang Imam Rusydi A. Rosyid, Bang Saeful Bahri, BangSaepul Zuhri, Mpok Amas Masyihoh, Mpok Mardiyah, Mpok Ida Farida, Bang Asep Dainuri, Bang Encep Jumroni, Mpok Hasti, Bang Hasti, Bang Uchi Sanusi, dan lain sebagainya.

8. MUBES V (1994-1996)
Upaya yang menonjol adalah membuat buku pedoman organisasi yang dirasakan penting dan mendesak. Motivasi pembuatan PDOK, Pertama, semenjak kepengurusan pertama hingga periode Bang Ahmad Taufik ini belum ada sebentuk buku pedoman. Masa ini, perangkat hukum yang tersedia baru terbatas AD/ ARTNya saja. Kedua, kebutuhan kader akan pemahaman terhadap KAPEMASI secara detail, integral dan komprehensif. Ketiga, PDOK yang membuat AD/ART, GBMO, GBPK, daftar alumni, inventarisasi kegiatan dan dokumen berharga lainnya dirasa perlu dihimpun dalam bundle tertentu, sebagai benda-benda berharga dan khasanah pada alumni-alumni tertentu saja. Keseriusan mewujudkan sekretariat tetap juga dilakukan pada periode ini. Beliau pernah dengan seorang kader yang masih hijau ngotot sambil gebrag meja dikantor Sospol Pemda. Waktu itu kakansospol tahun yang sama pula bangsa Indonesia mengalami peralihan besar dari orde baru k orde reformasi, serta perubahan pembagian wilayah Bekasi menjadi Kabupaten dan Kotamadya. Tiga momentum ini bagaimanapun menjadi titik evaluasi dan proyek perjalanan perjuangan organisasi selama ini. Beberapa
perubahan spektakuler yang mampu dicapai untuk peningkatan kualitas organisasi pada mereka, masa ini diantaranya dimulai dipakainya jargon-jargon khas KAPEMASI Bandung seperti masa juang, pusat juang, dan program juang. Selain itu upaya menemukan sekretariat tetap juga mengalami peningkatan status. Selama dua tahun periode ini KAPEMASI Bandung menempati sebuah rumah hak sewa pakai organisasi di Jalan Raya Cileunyi 338 Bandung, sehigga selama ini pula intensifikasi kegiatan organisasi secara otomatis terdongkrak pula.Beberapa aktivis rutin dan baru terorganisir sedemikian rupa untuk menaikan harga dan citra KAPEMASI di masyarakat. Perubahan intern lain adalah terus melakukan upaya penyempurnaan aturan-aturan organisasi dengan mempersiapkan Badan pekerja MUBES VII dengan melibatkan unsur anggota pengurus, senior dan alumni. Pada aktivitas ektern dengan reformasi rupanya disambut positif oleh pengurus. Dimasa ini secara terbuka KAPEMASI Bandung berani mengambil sikap deminstratif dalam bentuk hubungan resiprokal kritis antara KAPEMASI Bandung, Pemda Bekasi, dan unsur eksterm lain.
Misalnya saja beberapa saksi unjuk rasa, sebagai perwujudan moral force menyangkut sejumlah penyimpagan perilaku ( deviant behavior ) para pejabat Pemda Bekasi, dan upaya lainnya.

9. MUBES VII (1998-2000)
Mubes VII telah menjadi peralihan kepemimpina dari Bang Husni Farharu Mubarok kepada Bang Batng. Tingkat kepemimpinan yang baru saja dilimpahkan merupakan suatu amanat yang besar untuk pengurus baru, karena 32 tahun; KAPEMASI Bandung eksis ternyata masih belum banyak diperhitungkan, itulah; kutipan yang harus disampaikan dengan mengarahkan segenap kemampuan, pikiran : dan tenaga agar KAPEMASI Bandung kedepan lebih baik dari sebelumnya.
a. Setiap masa kepengurusan KAPEMASI Bandung memiliki dinamikanya masing¬masing. Ini dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pada masa kepengurusan tertentu, gaya kepemimpinan, daya dukung yang ada serta visi dan misi yang di emban pada Saat itu.
b. Kendala klasik yang dirasa paling menyita konsentrasi pengurus adalah masalah pusat juang permanen dan kondisi geografis perguruan tinggi yang ada dibandung dan sekitarnya.
c. Sebagai organisasi yang bersifat kekeluargaan menjadi kompleks, ia sebagai pemegang peran, pemegang kebijakan tertinggi namun di sisi lain ia mesti berperan sebagai Bapak dari satu keluarga, abang dari adik-adknya yang "bermasalah" dan harus selalu siap membenahi masalah-masalah yang muncul baik internal maupun eksternal. Kondisi dan image semacam ini karena bertolak belakang dengan karakteristik organisasi modern yang menghendaki sebuah mekanisme dan kinerja yang menyeluruh.

10. MUBES VIII (2000-2003)
Masa ini KAPEMASI Bandung dituntut untuk tinggal landas menuju kemapanan guna menyiapkan organisasi yang tangguh dimasa yang akan datang. Ini dapat dilihat dari proyeksi yang di amanatkan oleh MUBES VII di Lemah Abang, Syukur Alhamdulilah apa yang telah di amanatkan tersebut telah terpenuhi. Pemenuhan tersebut dapat terlihat seperti realisasi dari adanya sarana dan prasarana yaitu: pusat juang sebagai centaral of activity, sekertariat LJPK, tiga buah komputer dan sarana dan prasarana lainnya.Pada masa pengurus AQ. Abdul Rahman HMS ini juga mencatat berdirinya beberapa lembaga diantaranya; lembaga Pers, Bahasa, dan LA-PM KAPEMASI Bandung.
Dalam masa juang ini kader-kader pilihannya yang masih dapat dilacak personelnya tidak lain adalah Ijul Jayuli Firmansyah. Mahdi Sukarta, Reza Luthfi, Ade BH, Jidud Hasbullah Andilusie, Ramli I, Frifi Maghfirah, Rosmawati, Sofyan Hadi, Inen Nawawi, Salam, Aang Kunaefi, Samin Sihabuddin, Ari Maskur, Rani, Eva, dan banyak lagi yang lainnya.
Catatan sejarah KAPEMASI Bandung mengalami Dinamika Internal yang cukup krusial pada tahun-tahun sejauh MUBES XI ( 2005-2008 ). Penulisan kilas balik ini langsung ke periode Mubes ke XII, dikarenakan pada dua MUBES sebelumnya tidak/sulit ditemukan referensi yang memadai untuk dicatat akibat lewatnya dinamika Internal pengurus KAPEMASI Bandung khususnya pada MUBES XI pada masa kepemimpinan bang Hasan Basri (Hasba) lalu turun ke bang Wahyu dan tidak mengadakan MUBES sehingga dari pihak komisariat berinisiatif untuk mengadakan MUBES LUB. Terpilihlah bang Ridwanullah sebagai Ketua Umum KAPEMASI Bandung yang Klimaksnya, MUBES ke XII KAPEMASI Bandung dapat dilaksanakan Kader KAPEMASI Bandung yang masih peduli, untuk mengkonsolidasikan kembali khitbali perjuangan KAPEMASI yang terganggu dinamika di atas. Pada MUBES in KAPEMASI Bandung yang dipimpin oleh Bang Ridwanullah bersama para kader yang menonjol seperti: Bang Jack, Bang Ipul, Bang Adam, Bang Kholis, Bang Andri, Mpok Yanti, Mpo Tuti, Mpo Maya, dan Mpok Ina bersama teman-teman yang lain (kader¬kader baru yang masih hijau) yang ingin memajukan dan membangkitkan KAPEMASI yang sebelumnya dianggap telah menyimpang jauh dari fitrahnya sebagai organisasi pelajar dan mahasiswa.
Oleh karena itu pada MUBES XII kali ini tema yang diangkat pun begitu sederhana yaitu "wujudkan kembali KAPEMASI Bandung yang disegani". Maksud dan tujuan dari tema tersebut adalah nama KAPEMASI Bandung bisa kembali diperhitungkan baik di kampus maupun di lingkungan pemerintah daerah. Pada Mubes ini terpilihlah Bang Nurkholis sebagai Ketua Umum KAPEMASI BANDUNG